Rabu, 14 November 2012

MAKALAH ASKEP HEMOROID

BAB I
LATAR BELAKANG

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun   cul di luar stingfer anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.














BAB II
PENDAHULUAN
KONSEP PENYAKIT

A.    Definisi
·         Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
·         Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal
(Sandra M Nettina).
·         Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
·         Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).
·         Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.
·         Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.

B.     Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1)      Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
·         Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
-          Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
-          Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
-          Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong
-          Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di masukan lagi.

2)      Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a.       Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
-          Sering rasa sakit dan nyeri
-          Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b.      Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.


C.    Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1.      Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2.      Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3.      Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4.      Umur
Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis
5.      Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)
6.      Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7.      Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
8.      Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.


D.    Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.

Mengedan saat defekasi, Konstipasi menahun, Kehamilan, Obesitas

 

Peningkatan tekanan intra abdominal
 

Transmisi ke daerah anorektal

 

Elevasi tekanan yang berulang-ulang
 

Vena heroidalis mengalami prolaps
 

Hemoroid

 
























E.      Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

F.     Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
  1. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.




  1. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
  1. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
  2. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
G.    Penatalaksanaan Medis
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
·      Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
·         Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
·         Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
·         Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
·      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
·         Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
·         Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
·      Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
·      Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
·      Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
·      Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
·      Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
H.    Komplikasi
  1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
  1. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
  1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
I.       Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a.       Identitas pasien
  1. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c.       Riwayat penyakit
1.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2.      Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
3.      Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
4.      Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2.       Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi
Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan
 Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur
Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

3.       Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
  1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
  2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
  3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Postoperasi
  1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
  2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
  3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Intervensi
Preoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko kekurangan nutrisi terpenuhi.

KH:
·         Tidak terdapat anemis,
·         perdarahan terhenti
·         BB tidak turun.
·         Observasi tanda-tanda anemis

·         Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
·         Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya
·         Beri kompres es pada daerah terjadinya perdarahan





·         Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter
·         Tanda – tanda anemis diduga adanykekurangan zat besi (Hb turun)
·         Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga tidak terjadi perdarahan.
·         Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien dalameningkatkan keadaan penyakitnya.

·         Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara periodik.

·         Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahanyangmemerlukan penilayan terhadap respon obat tersebut secara periodik.
2.
Defisit personal hygene pada anus berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, terjaganya kebersihan anus.
KH:
·         tidak ada tanda-tanda infeksi.
·         tidak terasa gatal-gatal pada daerah anus.
·         rasa gatal pada anus berkurang
·         Berikan sit bath dengan larutan permagan 1/1000% pada pagi dan sore hari. Lakukan digital(masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan)
·         Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
·         Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
·         Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya penyembuhan prolaps.







·         Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada anus

·         Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu keikutsertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.
Postoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervenasi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, gangguan rasa nyaman terpenuhi.


KH:
·         Tidak terdapat rasa nyeri pada luka operasi,.
·         pasien dapat melakukan aktivitas ringan.
·         skala nyeri 0-1.
·         klien tampak rileks.
·         Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.
·         Ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik






·         Latihan jalan sedini mungkin

·         Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan



·         Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)


·         Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa keluar).
·         Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.
·         Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
·         menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi.
·         Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.
·         Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan.
·         Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.
2.
Resiko terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,resiko infeksi teratasi.
KH:
·         tidak terdapat tanda-tanda infeksi (dolor, kalor, rubor, tumor, fungsiolesa).
·         radang luka mengerin
·         hasil LAB :
- leukosit
- trombosit
·         Observasi tanda vital tiap 4 jam






·         Obserpasi balutan setiap 2 – 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.
·         Ganti balutan dengan teknik aseptik

·         Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi


·         Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup
·         Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut.
·         Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.
·         Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang.
·         mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.

·         mengurangi ransangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defikasi.
3.
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,kurangnya pengetahuan teratas.

KH:
·         klien tidak banyak bertanya tentang penyakitna.
·         Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
·         keluarga klien paham tentang proses penyakit.
·         klien menunjukkan wajah tenang
·         Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.



·         Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya




·         Berikan rendam duduk sesuai pesanan

·         Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.

·         Berikan balutan


·         Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.

·         Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak feces dan makanan laksatif alami.
·         Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.
·         Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
·         Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya.

·         Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps).
·         Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.

·         Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.

·         Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius.

·         Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.





·         Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan tegangan otot.










BAB III
TINJAUAN SKENARIO

Tn.D umur 25 tahun,pekerjaan sopir, berobat ke dokter praktek dengan keluhan defekasi berdarah, darah yang keluar berwarna merah segar, keadaan ini sudah berlangsung selama setahun yang lalu. Didaerah anus terasa nyeri terutama saat mengedan waktu defekasi. Hasil pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik colok dubur ditemui adanya fistel pada anus, daerah anus berwarna merah, terdapat iritasi kulit perianal yang menimbulkan gatal dan pruritus anus yang disebabkan karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Hasil pemeriksaan TTV TD 120/80 mmHg, nadi 80x/i, RR 20x/i, suhu 37,6 0C, hasil laboratorium WBC 10 H 103/mm3, RBC 5,07/mm3, HGB 10,49 g/dl,HCT 34,9 L%. Klien dirujuk kerumah sakit untuk tindakan operatif.



















BAB IV
KESIMPULAN

1.      Apa Defenisi dari Hemoroid?
Jawab :
-          Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
-          Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal
(Sandra M Nettina).
-          Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
-          Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).
-          Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.
-          Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
2.      Apakah Etiologi Hemoroid?
Jawab :
-          Terlalu banyak duduk
-          Kurang mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi
-          Kehamilan akibat perubahan hormone
-          Keturunan penderita wasir
-          Hubungan seks yang tidak lazim
-          Terlalu lama mengejan
-          Diare menahun
-          Obesitas
-          Batuk berat
-          Sembelit
-          Menahan BAB terlalu lama
3.      Jelaskan Patofisiologi Hemoroid?
Jawab :
-          Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
4.      Apakah Manifestasi klinis Hemoroid ?
Jawab :
-          Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
5.      Apakah Klasifikasi Hemoroid ?
Jawab :
-          Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1)      Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
·         Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
-          Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
-          Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
-          Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong
-          Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di masukan lagi.
2)      Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a.       Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
-          Sering rasa sakit dan nyeri
-          Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b.      Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

6.      Apakah Komplikasi Hemoroid?
Jawab :
1.      Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
2.      Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3.      Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar.
7.      Apa saja Pemeriksaan Diagnostic Hemoroid?
Jawab :
-          Colok dubur : tidak didapatkan rasa nyeri,tidak teraba tumor,colok dubur harus dilakukan untuk mendapatkan kelainan lain.
-          Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi Hemoroid interna yang selanjutnya digunakan untuk menentukan cara pengobatannya.
8.      Apa Penatalaksanaan Hemoroid?
Jawab :
-          Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
·      Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
·         Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
·         Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
·         Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
·      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
·         Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
·         Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
·      Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
·      Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
·      Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
·      Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
·      Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
9.      Apakah Hemoroid merupakan penyakit keturunan atau menular?
Jawab :
-          Hemoroid merupakan penyakit keturunan bukan penyakit menular.
10.  Apakah Hemoroid bias terjadi pada anak-anak?
Jawab :
-          Bisa, tetapi Hemoroid pada anak jarang terjadi dan biasanya jinak, namun jika Hemoroid ditemukan, kita harus mencurigai adanya hipertensi porta. Tidak ada laporan adanya trombosis dan komplikasi pada anak dengan Hemoroid oleh karena itu harus dikelola dengan konservatif.
11.  Apakah Hemoroid bisa menyebabkan kematian?
Jawab :
-          Hemoroid tidak menyebabkan kematian, namun hemoroid dapat mengurangi lama kehidupan.
12.  Jika Hemoroid terjadi pada ibu hamil bagaimana cara penanganannya?
Jawab :
-          Penanganan Hemoroid pada wanita hamil terdiri dari kombinasi dari perbaikan pola hidup dan pemberian obat-obatan ,jika diperlukan tindakan operasi untuk Hemoroid yang sulit diatasi dengan secara konservatif,sebaiknya ditunda sampai janin viable (dapat hidup) dan dianjurkan dengan anestesi (bius lokal).



13.  Mengapa penderita Hemoroid defekasinya berdarah?
Jawab :
-          Karena mengalami pelebaran pada vena Hemiroidalis,yaitu penonjolan pada anus sehingga pada sa’at defekasi sangat sulit,sehingga menyebabkan tonjolan tersebut pecah dan defekasi pun berdarah, dan darah berwarna merah segar karena mengandung banyak zat asam.
14.  Setelah dilakukan tindakan operatif apakah pasien dapat sembuh total?
Jawab :
-          Penyakit Hemoroid dapat sembuh secara total,jika dilihat dari etiologinya maka setelah tindakan operatif harus bisa menghindari penyebab sekaligus factor pencetus dan harus juga banyak melakukan penkes seperti makan makanan yang berserat dengan prosedur yang benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan infeksi.
15.  Bagaiamana insidensi atau kejadian hemoroid di Indonesia ?
Jawab :
-          Hemoroid dikenal masyarakat sebagai penyakit wasir/ambeien, merupakan penyakit yang sering dijumpai, dan telah ada sejak jaman dahulu. Sepuluh juta orang di Indonesia menderita Hemoroid, dengan prevelensi lebih dari 4%. Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya. Masyarakat banyak yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala dan komplikasi yang timbul dari penyakit ini.
16.  Bagaimana perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang beresiko terkena penyakit Hemoroid?
Jawab :
-          Hemoroid tidak pandang bulu,baik laki-laki maupun perempuan punya resiko yng sama.resiko Hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia.usia puncak adalah 45-65 tahun.jadi intinya perbandingan antara laki-laki dan perempuan sama.
17.  Askep Hemoroid?
Jawab :

1. Pengkajian
a.       Identitas pasien
b.      Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c.       Riwayat penyakit
1.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2.      Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
3.      Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
4.      Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2.       Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi
Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan
 Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur
Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

3.       Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1.      Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
2.      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3.      Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Postoperasi
1.      Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
2.      Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Intervensi
Preoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko kekurangan nutrisi terpenuhi.

KH:
·         Tidak terdapat anemis,
·         perdarahan terhenti
·         BB tidak turun.
·         Observasi tanda-tanda anemis

·         Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
·         Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya
·         Beri kompres es pada daerah terjadinya perdarahan





·         Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter
·         Tanda – tanda anemis diduga adanykekurangan zat besi (Hb turun)
·         Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga tidak terjadi perdarahan.
·         Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien dalameningkatkan keadaan penyakitnya.

·         Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara periodik.

·         Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahanyangmemerlukan penilayan terhadap respon obat tersebut secara periodik.
2.
Defisit personal hygene pada anus berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, terjaganya kebersihan anus.
KH:
·         tidak ada tanda-tanda infeksi.
·         tidak terasa gatal-gatal pada daerah anus.
·         rasa gatal pada anus berkurang
·         Berikan sit bath dengan larutan permagan 1/1000% pada pagi dan sore hari. Lakukan digital(masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan)
·         Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
·         Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
·         Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya penyembuhan prolaps.







·         Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada anus

·         Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu keikutsertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.
Postoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervenasi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, gangguan rasa nyaman terpenuhi.


KH:
·         Tidak terdapat rasa nyeri pada luka operasi,.
·         pasien dapat melakukan aktivitas ringan.
·         skala nyeri 0-1.
·         klien tampak rileks.
·         Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.
·         Ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik






·         Latihan jalan sedini mungkin

·         Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan



·         Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)


·         Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa keluar).
·         Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.
·         Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
·         menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi.
·         Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.
·         Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan.
·         Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.
2.
Resiko terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,resiko infeksi teratasi.
KH:
·         tidak terdapat tanda-tanda infeksi (dolor, kalor, rubor, tumor, fungsiolesa).
·         radang luka mengerin
·         hasil LAB :
- leukosit
- trombosit
·         Observasi tanda vital tiap 4 jam






·         Obserpasi balutan setiap 2 – 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.
·         Ganti balutan dengan teknik aseptik

·         Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi


·         Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup
·         Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut.
·         Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.
·         Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang.
·         mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.

·         mengurangi ransangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defikasi.
3.
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,kurangnya pengetahuan teratas.

KH:
·         klien tidak banyak bertanya tentang penyakitna.
·         Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
·         keluarga klien paham tentang proses penyakit.
·         klien menunjukkan wajah tenang
·         Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.



·         Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya




·         Berikan rendam duduk sesuai pesanan

·         Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.

·         Berikan balutan


·         Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.

·         Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak feces dan makanan laksatif alami.
·         Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.
·         Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
·         Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya.

·         Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps).
·         Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.

·         Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.

·         Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius.

·         Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.





·         Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan tegangan otot.


18.  Penkes apa yang diberikan pada penderita Hemoroid?
Jawab :

-          Perubahan pola diet yaitu perbanyak konsumsi cairan dan makanan berserat untuk mengurangi potensial konstifasi, pembengkakan, dan menurunkan pembengkakan pada rectum dan anus selama BAB.
-          Aktifitas yaitu penderita Hemoroid sebaiknya tidak duduk terlalu lama.
























DAFTAR PUSTAKA

Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.
Djuhari,Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Doenges (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.
Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Parakrama,Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC
Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar: